INFOINDONESIA. JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem. Khususnya untuk wilayah Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara yang telah memasuki puncak musim hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kondisi saat ini menunjukkan dinamika atmosfer yang cenderung tidak stabil, dan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan dengan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
"Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 94 persen dari 342 Zona Musim telah memasuki musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis yang diterima di Jakarta, dikutip Antara, Selasa (19/1/2012)
Dwikorita menyebut, kondisi ekstrem yang diramalkan dipicu akibat menguatnya Monsun Asia, dengan ciri-ciri menguatnya aliran angin lintas ekuator di Selat Karimata.
Selain itu juga diperkuat gelombang atmosfer ekuatorial tropis Madden Julian Oscillation (MJO), serta Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia.
Kehadiran MJO tersebut dapat bersuperposisi dengan penguatan Monsun Asia yang dapat disertai munculnya fenomena seruakan dingin (cold surge) di Laut China Selatan.
Adapun yang beberapa sirkulasi siklonik di selatan Indonesia dan utara Australia teramati menyebabkan terbentuknya belokan.
Belokan tersebut pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memicu pertumbuhan gugus awan supersel sehingga menimbulkan curah hujan tinggi.
Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi Herizal menambahkan, diperkirakan musim hujan di wilayah itu akan berlangsung hingga Februari 2021.
"Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat pada periode puncak musim hujan ini," ujar Herizal.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, adapun potensi cuaca ekstrem diprediksi dapat terjadi pada 18-24 Januari 2021, dengan wilayah yang diprediksikan dilanda yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, dan Banten.
Selain itu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Adapun cuaca ekstrem juga diprediksikan menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, hujan lebat disertai kilat/petir, gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran hingga penerbangan.
Editor:
Komentar