JAKARTA - Kebijakan PPKM Darurat yang direvisi dengan sistem level, diharapkan dapat menekan kasus baru. Namun kenyataannnya, angka kesakitan akibat COVID-19 di Indonesia masih tinggi, dikisaran 40.000 kasus per hari.
Gagalnya kebijakan pembatasan mobilitas membuat kekhawatiran banyak pihak. Pandemi diprediksi akan lebih lama bertahan di Tanah Air.
Wabah yang berkepanjangan itu dapat menimbulkan suatu hal yang buruk, mulai dari kerugian kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Salah seorang yang khawatir ialah Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman.
Dia memprediksi, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang terakhir keluar dari gelombang pandemi.
“Sekarang saya keluarkan lagi prediksi bahwa Indonesia akan keluar dari pandemi ini dalam gelombang terakhir, ada juga beberapa negara lain. Prediksi itu berdasarkan analisa,” kata Dicky kepada Info Indonesia, Kamis 29 Juli 2021.
Prediksi-prediksi Dicky tidak bisa dilihat sebagai isapan jempol belaka, ada beberapa prediksinya yang menjadi kenyataan.
Awal pandemi atau tahun 2020, dia menyebut bahwa Indonesia, India, dan Brasil akan menjadi episentrum COVID-19 di dunia. Prediksi Dicky itu menjadi kenyataan. Dimulai dari Brasil, India, dan saat ini Indonesia.
Lalu, dia mengatakan bahwa pandemi COVID-19 di Indonesia tidak akan selesai pada akhir tahun 2020. Lagi-lagi prediksi Dicky yang menggunakan basis analisa itu bisa dibilang tepat. Buktinya, hingga hari ini kasus COVID-19 di Indonesia belum melandai, bahkan cenderung meningkat.
Video Terkait:
Lebih Darurat, Ibunya Sakit, Sehingga Harus Berdagang
Komentar