POLHUKAM

Butuh 30 Juta Vaksin Lagi Untuk Anak

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. (Net)
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. (Net)


JAKARTA - Kementerian Kesehatan memperkirakan kebutuhan vaksin Sinovac tambahan untuk kelompok sasaran vaksinasi COVID-19 usia 6-11 tahun berkisar 25-30 juta dosis.

"Kita harus melakukan upaya pemenuhan vaksin ini dengan menambah sekitar 25-30 juta dosis tambahan vaksin Sinovac, karena pesanan yang saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin pada rentang usia anak," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (3/11/2021).

Dia mengatakan,vaksin yang tersedia saat ini masih diprioritaskan untuk kalangan dewasa dan lansia, sebab lebih berisiko sakit berat.

"Fokus kami adalah pemberian vaksinasi pada dewasa dan lansia, yang memang akan sakit berat dan kematiannya lebih tinggi risikonya 3-5 kali lipat dibandingkan anak-anak," katanya.

Nadia mengatakan, vaksinasi pada usia anak belum digelar dalam jangka dekat. Sebab Kemenkes masih berkonsultasi untuk mendapatkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan profesi lainnya. Konsultasi itu untuk memastikan teknis pelaksanaan vaksinasi untuk rentang usia 6-11 tahun, seperti proses skrining, penanganan efek samping, hingga dosis yang dibutuhkan. Nadia memperkirakan program tersebut akan bergulir pada 2022, jika seluruh persiapan telah diselesaikan.


"Kami belum tahu, ini masih menunggu perhitungan sasaran dan dari Sinovac mungkin awal tahun 2022," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan pihaknya sebagai pemilik izin edar dari vaksin COVID-19 Sinovac berupaya untuk menjamin ketersediaan vaksin usai diberlakukannya penggunaan vaksin untuk anak usia 6-11 tahun.

"Bio Farma menjamin ketersediaan vaksin Sinovac untuk anak seperti pada pendistribusian vaksin sebelumnya. Kami akan melakukan pendistribusian, setelah program ini disahkan dan saat kami mendapatkan perintah pengalokasian dari Kemenkes," katanya.

Dia menambahkan, Bio Farma akan mendatangkan vaksin dari Sinovac sebanyak 40 juta dosis tambahan dalam bentuk finish product. Sejak Januari sampai Oktober 2021, Bio Farma sudah mendistribusikan sebanyak 186.382.232 dosis vaksin Sinovac ke seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan, untuk total vaksin COVID-19 dari seluruh produsen yang sudah terdistribusi sejak Januari 2021 hingga akhir Oktober 2021 sebanyak 226.601.558 dosis. Kemenkes sebelumnya telah melakukan identifikasi terhadap anak-anak berusia 6-12 tahun yang direncanakan bakal menjadi target vaksinasi, totalnya sebanyak 26 juta anak.

"Jadi kalau misalnya nanti diputuskan oleh Bapak Presiden, itu ada terjadi tambahan 26 juta lagi target vaksinasi," ungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Makassar, Selasa (2/11/2021).

Terkait vaksinasi pada anak-anak, Kemenkes tengah mengkaji sejumlah jenis vaksin yang dianggap paling cocok dan pas buat anak-anak dengan efek sekecil mungkin. Budi mengaku bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak menjadi pertimbangan paling utama dalam menjaga kondisi anak-anak.

"Vaksin anak baru disetujui sekarang, karena untuk anak itu ada alternatifnya seperti Sinovac, Sinopharm. Nanti kita akan lihat mana yang paling kecil dampaknya, karena KIPI anak harus kita jaga. Kalau sudah kita pilih, nanti kita lakukan vaksinasi," kata Budi.

Maka dari itu, Kemenkes juga tengah menunggu rekomendasi jenis vaksin yang cocok buat anak-anak.

"Sambil kita mengerjakan yang anak, saya juga pesan, yang risikonya paling tinggi untuk masuk RS dan wafat adalah lansia (lanjut usia) jadi bukan anak, remaja atau dewasa tetapi lansia," kata Budi.

Menurutnya, cakupan vaksinasi lansia masih cukup rendah, yakni berada di angka 40 persen secara nasional. Sehingga vaksinasi di daerah diminta harus lebih digencarkan.

"Jadi sambil sibuk memvaksinasi yang lain, jangan lupa prioritas yang mudah masuk rumah sakit paling tinggi itu lansia dan mesti didorong," ujarnya.

Artikel ini sudah ditayangkan di Koran Info Indonesia.

Editor: Wahyu Sabda Kuncahyo