JAKARTA - Berawal dari keresahan atas semakin menumpuknya plastik, Biya Project menghasilkan kreativitas dari sampah plastik menjadi produk-produk tas unik.
Info Indonesia berkesempatan berbincang langsung bersama Co-Founder Biya Project, Sheima Safitri, melalui talk show bertajuk Menyulap Plastik Jadi Cantik, Minggu (7/11/2021).
Sheima menjelaskan, selain dari kebiasaan sehari-hari ibu rumah tangga yang menghasilkan banyak material plastik yang menumpuk, latar belakang Biya Project juga merupakan awal dari keresahan dan kegelisahan dampak krisis lingkungan.
"Kita ingin aware soal isu lingkungan. Ya, kita ingin mencari solusi bagaimana kita bisa mengolah plastik itu," katanya.
Menurut Sheima, selain daripada mengurangi dampak krisis iklim, mengolah sampah plastik juga bisa menjadi bisnis yang dapat menghasilkan profit. Karena perubahan iklim yang saat ini menjadi krisis di Indonesia terjadi akibat banyaknya sampah plastik dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengolah kembali, sehingga membuat dampak kerusakan terhadap lingkungan.
"Kita berharap bisa berdamai dengan sampah plastik itu. Ya kalau misalkan itu bisa tercapai, kita bisa move on dan concern kepada sampah lain selain plastik kresek," tuturnya.
Sheima berharap, masyarakat bisa sadar untuk memulai sebuah tindakan dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan di sekitarnya. Dengan cara mengubah gaya hidup baru yang mengurangi penggunaan produk berbahan dasar plastik.
"Yang pertama itu dari kesadaran karena tanpa adannya kesadaran itu akan sulit untuk melakukan suatu tindakan," tutupnya.
Laporan: Yusrizal Hibatullah
Editor: Wahyu Sabda Kuncahyo
Komentar