JAKARTA - Laporan yang Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Imanuel Ebenezer (Noel) terhadap Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun ke Polda Metro Jaya, bertentangan dengan spirit yang digaungkan kala reformasi tahun 1998.

Begitu kata salah satu Aktivis 98, Ray Rangkuti, dalam diskusi daring bertajuk "98 Bersatu : Lawan Korupsi, Kawal Reformasi", yang diikuti redaksi, Rabu (19/1/2022).

"Tentu sedikit banyak bertentangan dengan spirit 98, meskipun yang berkaitan berdalih macam-macam," kata Ray.

Semakin bertentangan, ketika Noel sebagai pelapor juga mengaku sebagai Ketua Ikatan Aktivis 98. Sehingga Ray menyesali tindakan Noel, dan menyebut Noel tidak memahami betul apa problem yang sedang dihadapi negeri ini.

"Saya menyesalkan sekali laporan terhadap saudara Ubedilah yang dilakukan oleh salah satu kawan yang menyebut dirinya sebagai aktivis 98, mestinya beliau betul-betul mengerti bahwa problem terbesar bangsa kita ini adalah pemberantasan korupsi," kata Ray.

Ray mengatakan, upaya untuk menekan tindakan anti korupsi itu harus dilakukan dengan berbagai cara. Seperti upaya yang dilakukan Ubedilah untuk memberantas praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), yang menjadi salah satu agenda utama reformasi. Sehingga sedikit membingungkan ketika langkah yang diapresiasi publik itu justru dipolisikan oleh relawan Jokowi Mania.

Menurut dia, selain bertentangan dengan spirit reformasi, pelaporan balik terhadap Ubedilah ini juga bisa diartikan sebagai ancaman nyata, karena justru menghambat partisipasi masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi yang mendukung jalannya pemerintahan yang bersih.

"Serangan yang bertubi-tubi dihadapkan oleh Ubedilah tidak bisa dilihat semata-mata sebagai serangan terhadap individu Ubedilah, tetapi harus kita cek dalam kerangka serangan terhadap kekayaan untuk menegakkan pemerintahan yang bersih," kata Ray Rangkuti.