JAKARTA - Rusia tidak lagi mengandalkan perang gaya konvensional ketika membidik Ukraina. Strategi tersebut mengaburkan batasan antara damai dan konflik bersenjata.
Pemakzulan tokoh pro-Rusia Donezk disertai dengan dorongan umum untuk memperkuat aliansi dengan Uni Eropa dan mempercepat keanggotaan NATO.
Ini memicu reaksi Kremlin yang dramatis. Dua bulan setelah revolusi, kelompok pemberontak mendeklarasikan kemerdekaan di Donezk dan Luhansk. Pada saat yang sama, militer Rusia bergerak untuk menduduki Semenanjung Krimea.
Analis keamanan Jerman Margarete Klein percaya eskalasi militer terbaru juga dirancang untuk melumpuhkan ekonomi Ukraina. Akibat ancaman perang, misalnya, pertanggungan asuransi internasional di wilayah udara Ukraina dicabut. Maskapai nasional, Ukraine International, bahkan harus memindahkan pesawatnya ke luar negeri.
Arah pro-Eropa di Ukraina, kata Margarete Klein, didukung penuh oleh pemerintah dan pelaku bisnis di Uni Eropa. Untuk alasan ini, tujuan perang hibrida Rusia adalah "untuk menaklukkan ekonomi Ukraina."
Eskalasi 2021 diperkirakan dimaksudkan tidak hanya untuk menciptakan koridor keamanan di perbatasan dengan NATO, tetapi juga untuk mengakhiri kursus pro-Eropa untuk selamanya.Melalui perang hibrida, keraguan besar tercipta tentang Ukraina, yang diperkirakan akan menjauhkan investor.
Komentar