POLHUKAM

PTM 100 Persen Harus Pertimbangkan Faktor Kesehatan

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (Net)
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (Net)


JAKARTA - Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara 100 persen harus mempertimbangkan ancaman terhadap penularan penyakit selain COVID-19. 

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menyampaikan, aspek kebersihan lingkungan sekolah dan kesehatan siswa secara luas juga harus menjadi perhatian dalam proses belajar mengajar. Dia mengatakan, penyelenggaraan PTM 100 persen juga telah diterapkan di daerah dengan status level PPKM rendah. 

"Munculnya indikasi kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak harus menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan dalam penerapan PTM 100 persen," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5/2022).

Dikatakan Lestari, dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri mengatur tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 yang turut mengatur PTM 100 persen.
 
"Dalam SKB empat menteri tentang PTM itu pada penyelenggaraan PTM dilaksanakan berdasarkan level pembatasan penyelenggaraan kegiatan masyarakat (PPKM) yang ditetapkan pemerintah pusat dan capaian vaksinasi COVID-19 pendidik dan tenaga kependidikan, serta warga masyarakat lanjut usia," terangnya.

Menurut Lestari, dengan munculnya sejumlah indikasi kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di sejumlah daerah, penyelenggaraan PTM 100 persen harus mempertimbangkan faktor kesehatan secara luas. 


Dia menilai, sejumlah faktor pendukung untuk memastikan keamanan para pendidik dan peserta didik dari penularan penyakit saat PTM 100 persen harus menjadi perhatian serius. Selain itu, sosialisasi masif untuk membiasakan masyarakat, pendidik dan peserta didik hidup bersih dan sehat juga harus konsisten dilakukan. 

"Upaya pencegahan penularan sejumlah penyakit lewat membudayakan kebiasaan hidup sehat di tengah masyarakat harus menjadi program nasional untuk mencegah berulangnya penyebaran sejumlah penyakit di tanah air," jelas Lestari.

Munculnya indikasi penyebaran penyakit pasca-pandemi COVID-19 harus menjadi bahan evaluasi terhadap sejumlah upaya pemerintah dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat selama ini. 

Lestari berharap upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sejak dini dilakukan secara masif dan konsisten melalui sosialisasi.

"Kebiasaan hidup sehat dan program pemantauan kesehatan dan tambahan gizi sejak balita," pungkasnya.


Video Terkait:
Keluarga Tak Penuhi Wasiat Syekh Ali Jaber
Editor: Wahyu Sabda Kuncahyo