POLHUKAM

Megawati: Kelewatan Kalau Ibu-ibu Enggak Bisa Masak

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara kunci kick off kolaborasi penurunan stunting di Jakarta, Senin (8/8/2022). (Dok. PDIP)
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara kunci kick off kolaborasi penurunan stunting di Jakarta, Senin (8/8/2022). (Dok. PDIP)


JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menyambut baik banyaknya kalangan dan institusi yang mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatasi stunting di Tanah Air.

"Saya sangat menyambut baik, semakin banyak yang membantu BKKBN dalam penuntasan masalah stunting ini," katanya saat menjadi pembicara kunci kick off kolaborasi penurunan stunting dan peluncuran buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia, di Jakarta, Senin (8/8/2022).

Acara yang digelar oleh BKKBN itu dihadiri Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa; Menteri Sosisl, Tri Rismaharini; Kepala BPIP, Yudian Wahyudi; Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko; dan Kepala Pusdokkes Polri, Irjen Asep Hendradiana.

Dalam kesempatan itu Megawati mendorong agar perempuan Indonesia memberikan yang terbaik untuk keluarga, termasuk dalam hal pemenuhan gizi untuk penurunan angka stunting.

Menurut dia, kaum perempuan pada zaman perjuangan sangat gigih, namun saat ini ada kesan perempuan masa kini melempem, kurang memperjuangkan bagaimana posisi perempuan di Indonesia.


"Ibu-ibu harus punya manajemen rumah tangga untuk memasak. Kelewatan kalau enggak bisa memasak," pesan Megawati.

Megawati berbicara dan memotivasi para peserta luring maupun daring yang hadir, agar memberi gizi yang terbaik bagi setiap keluarga. Bahkan, dia memaparkan bagaimana cara-cara memasak, termasuk sayuran yang baik. Dia juga banyak mendapat pelajaran memasak yang baik dari sang ibu, Fatmawati.

"Maaf kepada bapak-bapak. Ini saya mau menjelaskan apa yang ada di dalam buku," kata Megawati sambil tersenyum.

Jenderal Andika bersama ratusan hadirin pun serius mendengarkan paparan Megawati.

Puteri Proklamator Soekarno itu mengatakan bahwa yang paling penting dari kesuksesan peluncuran buku tersebut adalah dengan memberi contoh nyata, termasuk dengan turun ke bawah. Memberi contoh ke masyarakat secara langsung. Bahkan mau turun ke pasar untuk melihat secara langsung yang ada di situ.

Megawati memotivasi pentingnya memasak, bahkan sewaktu muda dirinya mengaku diberi doktrin oleh Ibu Fatmawati.

"Suatu saat akan ada manusia kecil di badan kita. Jadi harus bisa mengatur makanan apa yang baik untuk diri sendiri. Insya Allah kemungkinan untuk stunting bisa dihindari, dan anak hingga umur dua tahun perlu makanan berkualitas dengan gizi, protein," jelasnya.

Menurut Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi (BRIN) itu, di Indonesia penuh dengan aneka tumbuhan yang bisa dimanfaatkan menjadi makanan.

"Rahasia memasak sudah saya berikan. Semoga ada manfaatnya, semoga bisa jadi pengetahuan. Semoga siap jadi calon ibu dan mental seorang ibu diperkuat," kata Megawati yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan berbagai sektor dan institusi termasuk TNI/Polri dalam upaya penurunan stunting di Indonesia.

"Peran TNI/Polri dan tokoh masyarakat berperan sentral. BKKBN berkolaborasi dengan TNI/Polri sangat strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting," jelasnya.

Sementara, Panglima TNI menambahkan bahwa TNI menyiapkan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) TNI di seluruh Indonesia untuk mendukung penurunan stunting.

"Bakti sosial TNI sebagian besar akan dialihkan untuk mendukung penurunan stunting ini," kata Jenderal Andika.

Kepala Pusdokkes Polri, Irjen Asep Hendradiana, yang mewakili Kepala Polri mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung optimal kolaborasi demi anak negeri mewujudkan anak unggul Indonesia maju. Di antaranya dengan melakukan pendataan keluarga potensi stunting di lingkungan Polri serta melakukan promosi edukasi pencegahan stunting.

"Polri berharap kolaborasi ini ditingkatkan lebih intens dalam mendukung program pemerintah. Awareness diperlukan dengan mengajak seluruh pihak yang berpengaruh dalam masyarakat untuk melakukan sosialisasi advokasi cegah stunting," ujarnya.

Artikel ini juga bisa Anda baca di Koran Info Indonesia edisi Selasa, 9 Agustus 2022.


Video Terkait:
Presiden Tidak Bisa Mengubah Isi UUD 45
Editor: Wahyu Sabda Kuncahyo