DAERAH

Refleksi 77 Tahun Indonesia Merdeka, Disarpusda Lombok Barat Siap Gelar Diskusi Dan Nonton Film

Kepala Disarpus Lobar, H Saepul Ahkam. (Info Indonesia)
Kepala Disarpus Lobar, H Saepul Ahkam. (Info Indonesia)


LOMBOK BARAT - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lombok Barat (Disarpus Lobar) akan menyelenggarakan kegiatan refleksi. 

Menurut Kepala Disarpus Lobar, H Saepul Ahkam kepada Info Indonesia, Selasa (9/8/2022), kegiatan refleksi yang mengambil tema "Kontribusi Lombok terhadap Pegerakan Kemerdekaan RI" akan diisi dengan diskusi. Selain itu juga akan digelar acara nonton bareng dan diskusi film "Tjokroaminoto Sang Guru Bangsa" karya Garin Nugroho.

Dia menjelaskan diskusi ini akan diisi oleh dua pemantik yaitu Gegen dan Zulhakim aktivis pada Perkumpulan Lombok Heritage and Science Society (LHSS) yang merupakan lembaga yang banyak berkiprah terhadap pembelajaran sejarah di Pulau Lombok.

“Harapan kita, kegiatan ini akan menarik minat masyarakat untuk mempelajari kebali kekayaan sejarah di Pulau Lombok yang saya yakini ikut berkontribusi terhadap kemerdekaan Republik Indonesia,” terangnya.

Setelah Al-magfurlah Tuan Guru Zainuddin Abdul Madjid ditetapkan sebagai pahlawan nasional, kata Ahkam ada kebanggaan yang besar bagi generasi saat ini bahwa tokoh pergerakan kemerdekaan di Pulau Lombok juga diakui secara nasional. 


"Saya berkeyakinan ini akan membuka ruang yang sangat luas kepada seluruh masyarakat akademis, cendekiawan dan pemerhati untuk bisa menghadirkan lagi hasil-hasil penelitian sejarah lainnya agar dapat diketahui oleh para pelajar dan masyarakat luas," tuturnya. 

Selain menjadi pembelajaran sejarah, diskusi yang rencananya akan diselenggarakan pada Hari Jum’at tanggal 12 Agustus 2022 dan bertempat di pelataran halaman Disarpus nanti juga akan menjadi arena nonton bareng film.

"Kita sengaja menggandengnya dengan nobar supaya aspek hiburan bisa kita integrasikan ke aspek pendidikan. Film Tjokroaminoto ini secara konten merupakan film sejarah yang sangat bagus," jelas Ahkam

Apalagi dibintangi oleh aktor Reza Rahardian yang sangat digemari kalangan milenial. Untuk tokohnya, sosok Cokroaminoto ini adalah sosok hebat yang mendidik nasionalisme kepada Soekarno, Musso, Kartosuwiryo, Tan Malaka, dan tokoh-tokoh bangsa lainnya," ulasnya. 

Ahkam berharap kegiatan diskusi dan bedah film semacam ini bisa digaungkan oleh banyak komunitas. 

"Kegiatan ini nanti diharapkan menjadi pembuka area perluasan minat banyak kalangan dalam bidang keilmuan dan pengetahuan kemudian mengkampanyekan literasi ke masyarakat luas. Terutama untuk literasi sejarah, masih banyak lembaga atau asosiasi yang memiliki kiprah yang sejenis," harap dia.

Menurut Ahkam, kegiatan literasi tidak hanya menjadi kewajiban sekolah atau lembaga pendidikan saja, namun juga bisa melibatkan pihak dinas perpustakaan, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, komunitas, bahkan perseorangan seperti para akademisi.

"Alhamdulillah di Lombok ini banyak yang sudah doktor bahkan profesor, khususnya ada yang di bidang sejarah. Banyak asosiasi dan komunitas yang peduli terhadap sejarah seperti Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI), Lombok Heritage Society (LHS), dan banyak lainnya. Kita tidak kekurangan orang untuk menjadi mentor, guru, bahkan sumber pengetahuan," cetusnya

Pegiat literasi sejarah Ahmad Sugeng menilai kegiatan yang sangat positif. Di tengah minimnya narasi tentang sejarah perjuangan rakyat Lombok melawan penjajah kolonial Belanda.

"Kegiatan ini bisa memantik keingintahuan generasi muda akan sejarah Lombok, syukur-syukur bisa mengangkat sejarah Lombok ke kancah nasional," terang Gegen sapaan akrabnya.

LHSS sendiri banyak bergerak dalam bidang diskusi dan eksekursi atau penelusuran situs-situs sejarah yang ada di Lombok.

"Terakhir pada bulan November 2021 lalu, kita mengadakan kegiatan Pameran Foto dan Heritage Tour. Untuk pameran foto, banyak foto-foto sejarah tentang Lombok beserta narasinya dipamerkan selama lebih dari seminggu di Museum NTB," paparnya.

Alumni STIA Jogjakarta ini mengungkapkan, Lombok sejatinya mempunyai sejarah yang heroik dalam perlawanannya terhadap kolonial Belanda. Seperti Perang Lombok di tahun 1894. Itu adalah perang yang sempat mencoreng muka Belanda di kancah internasional. 

"Pada perang itu, Belanda banyak kehilangan pasukan dan beberapa jendralnya, termasuk Jenderal Van Ham yang makamnya ada di Karang Jangkong," terangnya.

Gegen menerangkan beberapa perlawanan kelompok masyarakat dari kalangan Sasak seperti Perang Pringgabaya 1- 2, Perang Tuban, Perlawanan Sesela, Perang Gerantung Bayan, dan peperangan lainnya.

Editor: