DAERAH

Bank Indonesia Komitmen Jaga Inflasi NTB

Kepla Kantor Perwakilan Bank Indonesia Heru Saptaji (Info Indonesia / Lalu Suparman Ambakti)
Kepla Kantor Perwakilan Bank Indonesia Heru Saptaji (Info Indonesia / Lalu Suparman Ambakti)


MATARAM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), terus berkomitmen untuk menjaga inflasi.

Kepla Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Heru Saptaji mengatakan, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan pengendalian inflasi pangan lanjutan dari awal launching pada 10 Agustus 2022 lalu di Malang.

"Kita mengetahui situasi global dan domestik saat ini dihadapkan bagaimana kita berusaha mengantisipasi ketahanan pangan khususnya untuk komoditas pangan strategis untuk dapat kita kelola dengan sebaik-baiknya," kata Heru saat diwawancara Info Indonesia usai kick off GNPIP, di kantor Gubernur NTB, Kamis (17/8/2022).

Dia menjelaskan, sebagai ilustrasi pada bulan Juli kemarin tekanan inflasi di NTB cukup tinggi 1,24 persen. Tekanan untuk komoditas pangan strategis volatile food inflation mencapai 11,11 persen.

"Tentu hal ini perlu direspons secara baik oleh kita, bagaimana bersama-sama dengan steakholder terkait dengan pemerintah daerah baik ditingkat provinsi, kabupaten/kota, kita bersama-sama melakukan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan ini secara terintegrasi,” kata dia.


“Tadi kita dengar ada pondok pesantren, kita libatkan kalangan kampus, perguruan tinggi, kita libatkan desa berdaya, desa tangkap inflasi dan masyarakat secara umum. Intinya semua kita akan terlibat secara luas."

Menurut dia, gerakan ini sangat baik untuk menjaga fundamental perekonomian di Provinsi NTB, di masa yang akan datang perekonomian akan jauh lebih baik lagi.

“Kita tidak mau ke depan, volatile food inflation seperti sepuluh, sebelas tahun yang lalu masih terus ada di wilayah ini. Namun secara bertahap kita harus antisipasi dan kita hilangkan. Kalau pun ada inflasi, inflasi dari factor-faktor dari yang lainnya,” kata Heru.

Ditanya, apakah tekanan inflasi saat ini mengkhawatirkan? Heru menjelaskan, berdasarkan monitoring Bank Indonesia pada minggu pertama sampai minggu ketiga Agustus ini, tekanan inflasi khususnya untuk volatile food inflation sudah jauh membaik.

“Diperkirakan akan deflasi pada bulan Agustus ini. artinya serangkaian gerakan operasi pasar kemarin kita lakukan dan mulai panen di beberapa sentra produksi baik cabe maupun bawang merah berlangsung, sehingga ke depan kita melihat bahwa prospek tekanan inflasi ini juga akan semakin mengendur. Kalok gerakan ini juga secara massif kita lakukan,” kata dia.

Heru mengatakan, tiga bulan ke depan panen raya, BI akan menyelesaikan pekerjaan rumah yang lainnya juga harus kelola. Bagaimana konektivitas perdagangan antar daerah di provinsi NTB bisa berlangsung lebih baik.

“Pasokan kita jaga, kita penuhi dulu di provinsi NTB, tidak cepat-cepat terbang, bagaimana monitoring dan tata kelola dari neraca surplus pangan depisit kita juga kita akan lihat lebih jauh lagi,” kata Heru.

Ada tujuh Program Strategis GNPIP Provinsi NTB, diantaranya program 77 Desa Berdaya dan Tanggap Inflasi, program penanaman 7.700 bibit Cabai Rawit dan Hortikultura atau Urban Farming, program gerakan tanam cabai di 7 Perguruan Tinggi, program gerakan tanam cabai di 7 pondok pesantren. program operasi pasar murah berkala di seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Se-Provinsi Nusa Tenggara Barat minimal 2 kali sebulan, program optimalisasi kerja sama antar daerah (KAD) komoditas pangan strategis dan gerakan edukasi publik literasi pengendalian inflasi.

Editor: