PANDEGLANG - Seorang siswi kelas 2 SMP di Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengalami pemerkosaan oleh sopir angkot di sebuah rumah kosong.
Bahkan, korban yang berinisial NR sempat disekap selama satu malam sebelum akhirnya dijemput pihak keluarga dengan didampingi warga.
Kuasa hukum korban, Herdy, mengatakan, saat ini pelaku masih berkeliaran dan belum dilakukan penahanan. Tidak hanya itu, keluarga korban juga sempat mendapatkan sejumlah tekanan agar kasus tersebut diselesaikan secara damai hingga mencabut laporan polisi.
Menurut dia, korban masih tinggal bersama keluarganya lantaran mengalami trauma atas kejadian itu. Korban juga belum mendapat perlindungan dari pihak pemerintah.
"Masih di rumahnya. Keluarga berharap ada perlindungan dari pemerintah agar tidak ada penekanan dari keluarga pelaku atau pihak lain yang menginginkan damai," ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (20/09/2022).
Herdy menjelaskan, kejadian tersebut bermula pada Jumat (9/9/2022) sekitar pukul 13.00 WIB saat korban baru pulang dari sekolah bertemu dengan Novi yang merupakan istri dari saudara korban. Novi meminta agar korban mengantarkan bertemu dengan mantan pacarnya yakni Desta di sekitar Stadion Pandeglang dengan sepeda motor. Usai mengantar, korban hendak langsung pulang namun dilarang oleh Novi, bahkan korban diminta mematikan ponselnya agar tidak dapat dihubungi pihak keluarga.
Sekitar pukul 16.00 WIB, pelaku Rudi alias Uce yang berprofesi sebagai sopir angkot datang bersama mantan pacar Novi yakni Desta bertemu dengan korban dan Novi. Kemudian, korban diajak untuk ikut mencari penumpang angkot selama satu rit putaran. Lalu, pukul 18.00 WIB pelaku mengajak korban dan juga Novi beserta mantan pacarnya Desta mampir menemui Pandi, salah satu kawan pelaku yang rumahnya sedang dalam keadaan kosong.
"Korban kemudian dibujuk untuk makan mi instan di rumah tersebut. Saat itu korban sempat merasa curiga terhadap rasa mi instan tersebut karena pahit. Namun karena dibujuk, akhirnya korban memakan hingga habis," jelas Herdy.
Usai makan mi instan korban merasa pusing dan kesadaranya perlahan berangsur hilang. Sekitar pukul 22.00 WIB, dalam keadaan masih pusing dan setengah sadar, korban diajak masuk ke kamar yang terdapat di rumah tersebut dan pelaku pun melancarkan aksinya.
Dalam kondisi setengah sadar, korban mengaku terkejut saat pelaku hendak memperkosanya. Saat itu korban berusaha berontak dan teriak agar pelaku menghentikan aksinya. Namun hal itu tidak mempengaruhi pelaku.
"Usai melancarkan aksinya, korban menangis dan marah. Namun pelaku hanya mengatakan bahwa korban tidak akan hamil dan meminta korban istirahat," ungkap Herdy.
Keesokan harinya, pada Sabtu (10/9/2022) sekitar pukul 08.00 WIB saat bangun tidur, korban mendapati pelaku tidak ada di rumah tersebut karena sudah bekerja narik angkot. Saat itu korban ingin pulang namun dilarang oleh Novi karena takut dimarahi oleh pelaku. Sekitar pukul 13.00 WIB, korban memberanikan diri untuk mengaktifkan ponselnya yang langsung mendapat telepon dari keluarga.
"Kemudian korban langsung dijemput di depan gang rumah kosong itu oleh pihak keluarga dan dibawa pulang ke rumah korban," kata Herdy.
Saat tiba di rumah, korban langsung menceritakan kejadian yang menimpa dirinya kepada pihak keluarga dan warga yang diminta untuk membantu mencari korban. Warga dan keluarga yang mendengar hal itu merasa geram dan langsung mendatangi rumah pelaku untuk meminta pertanggungjawabannya.
"Tapi ketika didatangi, pelaku tidak ada di rumahnya. Korban dan warga hanya bertemu dengan orangtua pelaku," ujarnya.
Karena tidak bertemu pelaku, pihak keluarga korban kemudian melaporkan persoalan tersebut ke polisi. Dengan bukti Laporan Polisi Nomor STPL/273/IX/2022/Satreskrim di Kepolisian Resor Pandeglang.
Usai melapor ke polisi, pada Selasa (13/9/2022) sekitar pukul 13.00 WIB, Kepala Desa Citalahab (tempat pelaku tinggal) datang mewakili keluarga pelaku dan menemui keluarga korban bersama dengan Kepala Desa Cibodas (tempat korban tinggal). Mereka meminta keluarga korban untuk mediasi agar permasalahan tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan, namun langsung ditolak oleh pihak korban.
"Hingga sekarang pelaku masih berkeliaran. Bahkan diduga masih menarik angkot," ujar Herdy.
Video Terkait:
Remaja 17 Tahun Diperkosa dan Dibunuh Ayah Sendiri
Komentar