JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dalam hitungan jari akan segera dilaksanakan. Sebagai tuan rumah, pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan seluruh kebutuhan untuk perhelatan tersebut.
Perhelatan Presidensi G20 di tengah krisis ekonomi diyakini akan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Peneliti Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda menerangkan, meskipun perekonomian dunia di 2023 alami guncangan. Setidaknya, Indonesia tidak akan alami dampak buruk dari guncangan ekonomi dunia.
"Perekonomian kita ditopang oleh konsumsi domestik yang membuat resesi global efeknya akan terbatas. Tidak akan membuat ekonomi kita menuju resesi," kata Huda kepada Info Indonesia, Kamis (9/11/2022).
Dia mengatakan, kondisi ekonomi nasional saat ini telah menunjukan tren yang positif dibandingkan negara lainnya. Makanya, kata dia, dampak resesi akan terbatas terlepas ada atau tidaknya G20.
Di lain sisi, G20 merupakan ajang bagi bangsa Indonesia untuk menjadi penyambung dua negara yang sedang berkonflik yakni Rusia dan Ukraina.
"Makanya G20 ini memang ajang Indonesia untuk bisa menjadi penyambung dua kubu yang masih berseteru, Rusia dan Ukraina-AS-Barat," ujar Huda.
Jika Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hadir, maka G20 bisa menjadi momentum untuk perdamaian antar kedua negara itu.
"Mudah-mudahan bisa dateng mereka. Konflik perang ini kan bahaya karena kita tidak pernah tau kapan akan kelar," tandas Huda.
Komentar