DAERAH

Survei Pascagempa Cianjur, 100 Ribu Jiwa Mengungsi di 449 Titik

Korban gempa bumi di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengungsi di tenda Posko Kemensos Jalan Raya Cipanas, Senin (28/11/2022). (ANTARA/Andi Firdaus)
Korban gempa bumi di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengungsi di tenda Posko Kemensos Jalan Raya Cipanas, Senin (28/11/2022). (ANTARA/Andi Firdaus)


CIANJUR - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyatakan hingga saat ini kegiatan survei pascagempa magnitudo 5,6 terus dilakukan guna mendapatkan data pengungsi secara terpilah.

 

Survei dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Dana Penduduk PBB (UNFPA).

 

Bupati Cianjur, Herman Suherman, menjelaskan, survei mencakup distribusi umur, jenis kelamin, dan kelompok rentan dari para pengungsi yang saat ini berada di posko-posko pengungsian.


"Hingga hari ini, survei sudah dilakukan di 449 titik pengungsian, dengan rincian 331 titik pengungsian terpusat dan 116 titik pengungsian mandiri atau pengungsian yang didirikan masyarakat di dekat rumahnya masing-masing," kata Herman dalam konferensi pers daring yang diikuti di Jakarta, Senin (28/11/2022).



Herman menambahkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan di 449 titik pengungsian tadi, didapatkan hasil bahwa terdapat 40.152 keluarga yang mengungsi. Sementara, total pengungsi berdasarkan hasil survei adalah 100.330 jiwa.



Dari jumlah tersebut, diketahui bahwa jumlah pengungsi laki-laki sebanyak 48.490 jiwa dan pengungsi perempuan sebanyak 51.840 jiwa.

Kemudian, pengungsi yang merupakan penyandang disabilitas sebanyak 147 jiwa, ibu hamil sebanyak 1.317, dan pengungsi yang merupakan kelompok lansia sebanyak 6.754 jiwa.

Berdasarkan hasil survei juga diketahui bahwa kerugian materiil akibat gempa Cianjur, yaitu rumah rusak sebanyak 63.229 unit, dengan rincian rumah rusak berat mencapai 26.237 unit, rumah rusak sedang sebanyak 14.196, dan rumah rusak ringan 22.796 unit.

"Berdasarkan hasil survei juga diketahui bahwa kerusakan infrastruktur sekolah sebanyak 421, tempat ibadah sebanyak 170, fasilitas kesehatan puskesmas dan puskesmas pembantu sebanyak 14, gedung kantor sebanyak 17, kemudian kecamatan terdampak 16 kecamatan yang terdiri dari 151 desa," terangnya.



Herman juga menginformasikan bahwa terdapat 323 orang meninggal dunia hingga hari kedelapan gempa sejak gempa melanda Cianjur pada 21 November 2022. Sementara, korban hilang yang masih dalam pencarian hingga tercatat sembilan orang.

Editor: Rusdiyono