DAERAH

Kebijakan Gubernur Sumsel, Guru Tak Inovatif Siap-siap Dipindahtugaskan

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Fahlevi. (Net)
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Fahlevi. (Net)


PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menegaskan siap memindahkan guru yang mengajar di wilayah perkotaan ke desa atau pun sebaliknya untuk mendorong pengajar pada semua tingkat pendidikan lebih keras dalam menciptakan inovasi pendidikan.

 

"Pemindahan tugas ini dalam rangka evaluasi penyegaran guru yang datang atas instruksi dari Gubernur Sumsel. Penilaian evaluasi kerja ini berlaku aktif hingga satu tahun ke depan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Fahlevi, di Palembang, Minggu (4/12/2022).

 

Menurut Riza, kebijakan tersebut lahir dari sorotan Gubernur Sumsel dalam beberapa tahun terakhir, di mana ada kelesuan dari guru dalam menciptakan inovasi pendidikan.


Kelesuan itu kontras terjadi pada guru di perkotaan, seperti Palembang. Guru di perkotaan dinilai tidak lebih semangat menciptakan inovasi pendidikan ketimbang guru dari desa.

“Ya, terbukti, beberapa hari lalu, 15 guru dari perdesaan Sumsel mendapatkan penghargaan inovasi pendidikan ciptaanya dan tiga di antaranya itu berskala nasional. Tapi, tidak ada guru di perkotaan. Nah, ini yang jadi sorotan gubernur,” ujarnya.

Riza pun membenarkan kelesuan itu bisa saja terjadi karena adanya efek star syndrome pada guru di perkotaan atas segala kecukupan fasilitas yang dimiliki, sehingga mereka terlena dan miskin inovasi.

Sementara, guru di perdesaan berupaya membuktikan kepada publik mampu memberikan pendidikan terbaik, meski dengan segala keterbatasan fasilitas yang minim.

“Ini membuktikan sekarang wilayah tidak jadi batasan penilaian dari kementerian. Semua setara indikatornya, mengacu pada kemauan dan kerja keras. Guru di desa kerjanya tulus ikhlas dan selalu memikirkan bagaimana berprestasi, yang biasa-biasa saja ya tertinggal,” ujarnya.

 Dia menyebutkan, ke-15 guru yang mendapat penghargaan itu merupakan mereka yang mengajar di SD, SMP, SMA/SMK dari Kabupaten Lahat, Banyuasin, Muara Enim.

Dua di antaranya adalah guru sekaligus Kepala SMKN 1 Rambang Dangku, Muara Enim, Junaidi, yang mendapatkan dua penghargaan nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) atas inovasi literasi pendidikan digital dan penciptaan buku fiksi ilmiah yang terjual hingga 10.000 eksemplar.

Lalu, guru sekaligus Kepala SMKN 1 Suak Tape, Banyuasin, Novilda, yang mendapatkan tiga penghargaan tingkat nasional dalam bidang literasi pendidikan digital yang diciptakannya terkait kurikulum belajar merdeka.

“Maka, kebijakan harusnya menjadi motivasi mendorong mereka di perkotaan lebih keras lagi. Tapi kalau masih begini saja, minim inovasi, tidak menutup kemungkinan pemindahan mereka ke daerah itu lakukan, ada tim yang mengevaluasinya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Sumsel, Mondyaboni, mengatakan, sangat mengapresiasi atas dedikasi yang diberikan oleh ke-15 guru dan kepala sekolah hingga meraih prestasi membanggakan.

Pihaknya berharap penghargaan itu tidak berlangsung surut dan terus berinovasi menciptakan karya-karya demi memajukan pendidikan di Sumsel.

“Tentu kami siap memberikan bimbingan bagi guru-kepala sekolah yang ingin memajukan pendidikan,” pungkasnya.

Editor: Rusdiyono