MATARAM - Krisis ekonomi global yang kini melanda dunia diyakini tidak akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Selama tidak ada pembatasan seperti saat awal pandemi COVID-19, wisatawan dipastikan akan tetap berkunjung.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi, mengaku optimistis pertumbuhan sektor pariwisata akan tetap tumbuh meski dunia dilanda krisis. Apalagi penerbangan internasional langsung dari Malaysia dan Singapura sebagai pintu masuk wisatawan selama ini sudah dibuka kembali setelah ditutup selama pandemi COVID-19.
"Tidak akan lama lagi penerbangan dari Australia juga akan segera menyusul. Jadi ini menambah optimisme kami," kata Yusron di Mataram, Minggu (4/12/2022).
Yusron mengatakan, untuk mengoptimalkan pertumbuhan pariwisata, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya, di antaranya tetap melakukan kegiatan promosi-promosi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Khusus di 2023, kami bersama pelaku wisata di daerah akan mengikuti Asean Tourism Forum (ATF) yang akan berlangsung di Yogyakarta. Diharapkan dari kegiatan ini dapat mempromosikan lagi pariwisata NTB, khususnya di kawasan ASEAN dan Asia," terangnya.
Selain itu, Yusron juga akan mengoptimalkan pasar wisata Bali, mengingatkan Pulau Dewata menjadi salah satu pintu masuk wisatawan ke NTB, khususnya dari mancanegara. Kemudian melakukan sales mission atau misi penjualan seperti yang dilakukan pada November 2022 oleh BPPD.
"Jadi nanti semua ini kami kolaborasikan, sehingga saling mendukung," ucap Yusron Hadi.
Di samping itu, pihaknya juga meningkatkan pelayanan dan tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Termasuk menyiapkan kalander pariwisata dalam satu tahun.
"Ada 23 kegiatan wisata yang kami siapkan masuk dalam kalender wisata di 2023," katanya.
Dari 23 kegiatan pariwisata tersebut, sepuluh kegiatan diajukan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk masuk dalam agenda pariwisata nasional yang kini diberi nama Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023.
"Dari 10 yang kami usulkan atau kami ajukan ini, enam di antaranya diterima. Seperti Senggigi Sunset Jazz di Lombok Barat, Pacoa Jara di Kota Bima, Gili Festival di Kabupaten Lombok Utara, Bau Nyale di Lombok Tengah, Perang Topat di Lombok Barat dan Balonang di Sumbawa Barat," ungkapnya.
Menurut dia, Pemprov NTB sudah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan pada 2023 mencapai 1,5 juta orang. Angka tersebut naik dibanding tahun ini yang menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 1 juta orang.
"Data terakhir sampai dengan September 2022, angka kunjungan wisatawan kita sudah mencapai 900 ribu orang, bahkan sampai akhir tahun kita perkirakan bisa tembus 1,2 juta orang," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTB ini, menambahkan, jika merujuk data kunjungan wisatawan ke NTB dari 2020 sempat mengalami penurunan karena pandemi COVID-19. Di mana ketika itu kunjungan hanya 400.595 orang. Namun, pada 2021 kembali naik menjadi 964.036 orang. Sementara pada 2022 dari Januari hingga September mencapai 967.394 kunjungan wisatawan.
"Untuk 2022 angka itu masih bisa akan bertambah. Kami perkirakan bisa sampai 1,2 juta orang di akhir Desember 2022,” ujarnya.
Sementara itu, dari sisi pertumbuhan pariwisata di triwulan II-III/2022 sebesar 1,82 persen. Kondisi ini meningkat dari kondisi minus 2,09 persen tahun sebelumnya. Sedangkan, dari pendapatan makanan dan minuman di NTB triwulan II-2022 sebesar Rp343,4 miliar dan triwulan III-2022 sebesar Rp349,7 miliar.
Video Terkait:
Malang, Pria di NTB ini Tewas Karena Mesin Gerindanya
Komentar