WARNA-WARNI

Sehari Sebelum Meninggal Dunia, Lord Rangga Bahas Gedung Sate Sebagai Sentral Satelit

Lord Rangga. (Dok Instragram Rangga Sasana).
Lord Rangga. (Dok Instragram Rangga Sasana).


JAKARTA – Ki Ageng Rangga Sasana atau yang akrab disapa Lord Rangga meninggal dunia, pada Rabu, 7 Desember 2022, sekitar pukul 05.39 WIB.

Padahal, Lord Rangga satu hari sebelumnya pada Selasa (6/12/2022), masih aktif di akun media sosial, Instagram pribadinya.

Postingan terakhir di Instagramnya, Lord Rangga membahas soal Gedung Sate, di Bandung, Jawa Barat. Menurutnya, tidak banyak masyarakat mengetahui asal muasal berdirinya Gedung Sate tersebut.

“Gedung sate merupakan salah satu ikon dari Bandung, yang banyak mencuri perhatian dari wisatawan asing dan domestik, tetapi masih banyak yang belum mengetahui fungsi dari gedung sate tersebut,” tulis Lord Rangga di postingan terakhirnya itu yang terpantau Info Indonesia, Rabu (7/12/2022).

Mantan Petinggi Sunda Empire ini menjelaskan bahwa Gedung Sate dibangun oleh para leluhur sebagai satelit dunia.  “Gedung Sate dimaksudkan adalah dari sejarah membuktikan bahwa sate adalah sentral satelit. Jadi bukan ditunjuk bahwa sate adalah susunan makanan dari daging kambing apa daging sapi,” jelasnya.


Kata Lord Rangga, Gedung Sate itu dibangun oleh para leluhur sebagai satelit induk sebelum terjadinya pembagian wilayah di dunia.

“Sejak adanya proses keberadaan pembagiaan atas wilayah dunia jelang proses keberadaannya menemukan teknologi pertama kali pada proses itu, satelit induk dibangun oleh leluhur kita dengan pembiayaan leluhur kita disebut satelit induk,” terangnya.

“Gedung Sate adalah gedung sentra satelit yang pertama kali di dunia dibuatkan menjadi pos pertama kali di dunia menjadi kantor pos telekomunikasi,” sambungnya.

Melihat dari perjuangan para leluhur dalam membangun sentra satelit itu. Maka, Lord Rangga mengajak seluruh masyarakat merenungkan perjuangan yang sudah dilakukan para leluhur negeri ini.

“Tidak hanya, ini merupakan renungan kita dan menjadi sebuah pikiran kita untuk sama sama mengkaji, mari kita mengkaji bersama,” tandasnya.

Editor: Akbar Budi Prasetya