EKONOMI

Asal Ada Penugasan dan Dana Besar, BUMN Siap Jadi Pembeli Siaga Bahan Pokok

Menteri BUMN, Erick Thohir. (Net)
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Net)


JAKARTA – Perusahaan BUMN siap menjadi pembeli siaga (off taker) bahan pangan pokok dalam rangka mengantisipasi krisis tahun depan. Syaratnya harus disertai dengan penugasan yang jelas dari pemerintah terhadap BUMN pelaksana fungsi off taker itu.

Penugasan tersebut diperlukan agar para pemimpin di BUMN pelaksana off taker tidak ragu dan khawatir atas dugaan pelanggaran yang dituduhkan kepada mereka.

Menteri BUMN, Erick Thohir, menjelaskan, Perum Bulog dapat menjadi stabilisator harga, di mana ketika mengambil bahan makanan pokok, ternyata ketika harus dikeluarkan, malah tidak bisa keluar, karena harga pada saat pembelian lebih tinggi dibandingkan pada saat akan dikeluarkan. Sehingga dikhawatirkan menjadi kerugian negara. Padahal konsepnya berbeda.

Erick menekankan, mekanisme pelaksanaan fungsi off taker harus diatur agar terdapat dana besar, di mana dana itu disimpan di Perhimpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) dengan bunga murah. Dengan dana itulah, BUMN pelaksana fungsi off taker menyerap bahan pangan pokok dari petani, kapan pun, baik saat harga naik maupun turun.

“Kemudian, nanti Bulog bisa menjadi pembeli bahan pangan pokok dari petani yang diputuskan pemerintah. Misalnya padi, jagung, tebu, dan lain-lain. Ini yang menjadi bagian dari upaya mengamankan rantai pasok pangan. Ini penting karena kondisi rantai pasok dunia masih terganggu di tahun depan,” kata Erick dikutip dari keterangannya di Jakarta, Rabu (7/12/2022).


Erick mengungkapkan, peran BUMN terhadap ketahanan pangan merupakan bentuk antisipasi untuk menekan harga pangan. Tingginya potensi inflasi tahun depan dapat disebabkan oleh dua sumber. Yaitu tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan melonjaknya harga pangan.

“Karena itu, BUMN harus membantu kementerian lain bagaimana mengintervensi kebutuhan pangan yang naik turun. Tetapi tetap dengan penugasan yang jelas, mana orientasi pasar dan mana penugasan yang memang bukan pasar. Salah satu mekanisme yang didorong adalah bagaimana ada dana besar ditaruh di Himbara dengan bunga rendah, lalu ID Food dapat ditugaskan sebagai market, dan Bulog sebagai stabilisator,” terang Erick.

Kondisi rantai pasok dunia diperkirakan masih terganggu pada tahun depan. Karena itu, salah satu kunci agar bisa bertahan adalah Indonesia harus mampu menjaga kondisi rantai pasok pangan nasional. Untuk itu, BUMN siap turut menjaga ketahanan pangan nasional tersebut.

Editor: Akbar Budi Prasetya