JAKARTA - Kementerian BUMN berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) empat BUMN pada 2023.
Empat BUMN itu adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Palm Co, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury, menjelaskan, penawaran saham ke publik dilakukan atas dasar rencana strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan energy.
Pahala menjelaskan, upaya peningkatan ketahanan energi diwakili oleh IPO PGE dan PHE, sedangkan ketahanan pangan diwakili oleh Palm Co dan Pupuk Kaltim.
Pada sektor ketahanan energi, Kementerian BUMN berupaya menurunkan Crude Palm Oil (CPO), meningkatkan cadangan migas nasional, dan meningkatkan bauran energi baru terbarukan, seiring dukungan kapasitas pengurangan emisi karbon.
Sementara, di sektor ketahanan pangan, Kementerian BUMN berupaya melanjutkan hilirisasi industri kimia dan peningkatan tingkat ketersediaan pupuk guna mendongkrak produktivitas pertanian. Selanjutnya, hilirisasi industri sawit karena masih minimnya CPO untuk produksi minyak goreng BUMN.
"Kami harap hilirisasi industri kelapa sawit, termasuk pengembangan industri minyak goreng, serta penambahan kapasitas biosolar melalui produksi (campuran biosolar) POME dan FAME diproduksi Palm Co," kata Pahala dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Pahala mengungkapkan, Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan salah satu perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia berdasarkan total kapasitas terpasang yang mencapai 672 megawatt. Targetnya, dalam 5 tahun ada penambahan kapasitas 600 megawatt. Apalagi, PGE sudah memegang sejumlah kontrak pengadaan tenaga listrik dengan PLN.
Dalam prosesnya, PGE sedang menyampaikan usulan rentang harga IPO kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan laporan keuangan per 2021, pendapatan PGE mencapai USD369 juta dengan EBITDA margin 78,7 persen.
Selanjutnya, Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan subholding upstream Pertamina yang memiliki produksi dan eksplorasi migas terbesar di Indonesia, serta menjadi kontributor pendapatan terbesar bagi Pertamina.
IPO PHE juga diharapkan dapat membantu mendorong nilai perusahaan Pertamina mencapai USD100 miliar pada 2024. PHE memiliki pendapatan USD11,7 miliar dengan EBITDA Rp3 miliar dan menjadi modal pengembangan ke depan. Perusahaan itu memiliki rencana belanja modal setiap tahun antara USD4-5 miliar setara Rp60-90 triliun.
Lalu, Kementerian BUMN memiliki rencana membuat perusahaan perkebunan sawit terbesar di dunia melalui Palm Co, sehingga dapat meningkatkan total kapasitas produksi turunan sawit.
Hilirisasi dan pengembangan bahan baku utama menghasilkan biosolar POME dan FAME untuk meningkatkan ketahanan energi lebih lanjut. Pengumpulan dana bisa bersama penanaman ulang perkebunan sawit plasma di sekeliling PTPN.
Saat ini, Kementerian BUMN masih menyelesaikan penggabungan beberapa anak usaha produsen kelapa sawit di bawah entitas Palm Co.
Adapun Peraturan Pemerintah (PP) terkait penggabungan diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Rencana IPO Palm Co ditargetkan mulai dikerjakan pada kuartal II-2023 dan tercatat di pasar modal pada kuartal III-2023.
Yang terakhir, Pupuk Kaltim merupakan anak usaha Pupuk Indonesia dengan kapasitas terpasang 6,5 juta ton per tahun dari total kapasitas Pupuk Indonesia 21,1 juta ton per tahun.
Hasil IPO direncanakan untuk meningkatkan kapasitas ekspansi pengembangan pabrik urea di Papua dan Papua Barat. Juga pengembangan pupuk Amorea di kawasan Maluku dan akselerasi industri kimia. Saat ini, masih dilakukan finalisasi laporan keuangan untuk persiapan IPO dan tengah memilih penasihat keuangan dan hukum dalam rangka IPO.
Editor: Rusdiyono
Komentar