JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memberikan insentif kepada desa wisata berupa tambahan anggaran untuk bisa meningkatkan kunjungan wisata.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, ide tersebut tercetus atas latar belakang bahwa masyarakat Indonesia yang dinilai kurang berlibur. Hal itu berdasarkan laporan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney yang menyebut jumlah perjalanan wisatawan nusantara per penduduk di Indonesia hanya sekitar 2,6 kali dalam setahun.
"Memang orang Indonesia itu kurang piknik. Sudah keluar studinya. Kita dibandingkan negara-negara tetangga, kita kurang healing. Hanya dua kali lipat atau 2,5 kali lipat dari jumlah populasi kita," kata Sandi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemenparekraf di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Sandi menyebut, desa wisata punya potensi untuk dikembangkan lantaran merupakan salah satu penopang dan juara pariwisata di kala pandemi COVID-19. Oleh karena itu, desa wisata yang jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia berpotensi untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara yang ditargetkan bisa mencapai 1,2-1,4 miliar perjalanan pada 2023.
"Desa-desa wisata bisa mendapatkan tambahan anggaran untuk mendapatkan kunjungan tambahan," ujarnya.
Sandi mengungkapkan pola insentif akan diberikan sebagaimana dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada sekolah.
"Jadi polanya, ia (Menko PMK) menyampaikan seperti BOS yang dia lakukan di Kemendikbud di periode yang lalu, yang bisa diarahkan ke study tour, studi banding, bisa untuk melakukan kegiatan edukasi sekaligus berwisata edukasi," ujarnya.
Meski demikian, Sandi mengatakan usulan tersebut masih belum final dan akan ditindaklanjuti lebih jauh dengan Kemenko PMK. Begitu pula terkait besaran alokasi insentifnya.
"Ini baru formulasi jadi akan kami ajukan secara terpisah di 2023," ujarnya.
Editor: Rusdiyono
Komentar