DAERAH

Pemkab Muba Buka Peluang Investor Bangun Pabrik Minyak Goreng

Penjabat Bupati Muba, Apriyadi Mahmud, bersama petani kelapa sawit di wilayahnya.
Penjabat Bupati Muba, Apriyadi Mahmud, bersama petani kelapa sawit di wilayahnya.


SEKAYU – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, akan memaksimalkan hilirisasi kelapa sawit milik petani rakyat. Bahkan, rencananya bakal menggarap pabrik minyak goreng.

 

Penjabat Bupati Muba, Apriyadi Mahmud, sangat berharap bisa menghadirkan pabrik minyak goreng Serasan Sekate yang bahan bakunya berasal dari kelapa sawit milik masyarakat, sehingga bisa lebih meningkatkan kesejahteraan petani sawit di wilayahnya.

Selain itu, petani sawit di Muba yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) didorong memiliki saham di perusahaan CPO pabrik kelapa sawit.

"Alhamdulillah sudah mulai jalan, baru lima KUD, sekarang dalam proses pembangunan," kata Apriyadi, Sabtu (17/12/2022).


Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Muba, Azizah, menyebut pendirian pabrik minyak goring direncanakan bakal menggandeng delapan KUD. Pengelolaan pabrik minyak goreng tersebut akan berada di bawah kendali BUMD Kabupaten Muba.

"Rencananya pabrik minyak goreng akan didirikan di Kecamatan Sungai Lilin yang bekerja sama dengan delapan KUD yang ada di Muba," ungkap Azizah.

Saat ini, pemantapan pendirian pabrik minyak goreng di Muba terus dibahas dan menjadi konsen utama Apriyadi.

"Pak Bupati Apriyadi juga membuka peluang dengan lebar bagi investor yang ingin berinvestasi dalam pendirian pabrik minyak goreng di Muba," terangnya.

Azizah menjelaskan, alasan Kecamatan Sungai Lilin dijadikan lokasi untuk pendirian pabrik minyak goreng karena menjadi percontohan di Indonesia dalam merealisasikan program peremajaan kelapa sawit pada 2017.

"Hasilnya, saat ini tercatat ada sebanyak 1 ribu ton per sekali panen yang dihasilkan di perkebunan kelapa sawit rakyat yang telah dilakukan peremajaan atau replanting di lahan seluas 7 ribu hektare," bebernya.

Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Muba, Akhmad Toyibir, merinci, dari luasan yang sudah tertanam, sejak umur tanaman 26 bulan sudah produksi. Masyarakat sudah dapat merasakan keberhasilan program PSR. Hingga Desember 2022, tanaman menghasilkan (TM) seluas 8.376 hektare produktivitasnya mencapai 32 ton per hektare per tahun atau 2,7 ton per hektare per bulan dengan harga ketetapan pemerintah sebesar Rp2.450 per kilogram. Sehingga pendapatan bersih rata-rata mencapai Rp13,5 juta per 2 hektare.

Dengan demikian, menurutnya, para pekebun merasa sangat senang karena berdampak secara langsung meningkatkan pendapatan mereka. Sedangkan, dampak tidak langsung adalah efek adanya perputaran uang meningkatkan pendapatan upah bagi para buruh/pekerja kebun dan masyarakat sekitar wilayah PSR. Selain itu, meningkatkan daya beli dan menopang perekonomian bagi masyarakat.

"Upaya yang dilakukan adalah melalui penguatan pekebun. Menjadikan pekebun dari on farm ke off farm, di mana Koperasi Induk Sawit Lestari yang tergabung dari 8 lembaga pekebun sudah memulai pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) sendiri agar dapat duduk bersama sejajar mengelola, serta terlibat dalam manajemen pabrik pengolahan kelapa sawit yang memproduksi CPO hingga minyak goreng," pungkasnya.


Video Terkait:
Sumur Minyak Ilegal Meledak
Editor: Rusdiyono