DAERAH

Kereta Gantung Gunung Rinjani Segera Terwujud

Peletakan batu pertama Jembatan Gantung Gunung Rinjani, di Desa Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah, Minggu (18/12/2022). (Antara)
Peletakan batu pertama Jembatan Gantung Gunung Rinjani, di Desa Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah, Minggu (18/12/2022). (Antara)


MATARAM - Pembangunan kereta gantung di Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menuju kawasan Gunung Rinjani mulai diwujudkan. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTB bersama investor asal China.

Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, menjelaskan, kereta gantung ini merupakan proyek investasi yang luar biasa bagi peningkatan pariwisata yang selama ini dikembangkan pemerintah daerah.

Dia mengatakan, keberadaan kereta gantung akan membuat kegiatan sektor pariwisata semakin meningkat. Apalagi, di wilayah selatan, ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang sudah menyelenggarakan berbagai event, baik MotoGP dan World Superbike (WSBK).

"Ke depan akses pendukung menjadi pikiran kita bersama, bahkan kita akan kolaborasi dengan Pemprov NTB agar jalan menuju kereta gantung diperlebar dan kita akan bangun berbagai infrastruktur pendukung lainnya agar bagaimana segala sisi bisa berjalan," kata Pathul Bahri saat acara peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung tersebut di Praya, Minggu (18/12/2022).

Dia mengaku, kereta gantung ini sudah menjadi impian. Jika dilihat dari desain pembangunan ini baginya sangat luar biasa. Hal ini menurutnya akan sangat membantu dalam hal pengembangan pariwisata dan tentunya akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.


"Saat ini, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) harus menjadi prioritas, karena SDM lokal harus dimanfaatkan," katanya.

Manajer PT Indonesia Lombok Resort, Mr Sicici mengatakan, momentum peletakan batu pertama merupakan momen yang sangat berbahagia karena bertepatan dengan HUT ke-64 NTB. Dia berharap dengan peletakan batu pertama ini menjadi awal cemerlang berbagai sektor di daerah itu.

"Kami berharap support dari semua pihak, karena ini tidak hanya berbicara tentang pariwisata dan ikon pembangunan ini," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, mengatakan, pembangunan kereta gantung ini merupakan wujud perjalanan panjang yang harus dimulai dengan langkah pertama. Baginya, dengan dimulainya pembangunan ini menjadi bukti keseriusan pihak investor dalam hal melakukan pembangunan di daerah itu.

"Tinggal bagaimana kita terus intens melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat untuk antisipasi apa yang menjadi keluhan dari masyarakat. Misalnya, ditakutkan nanti kalau ada kereta gantung, nasib para porter seperti apa. Tapi kita tidak ingin menjadikan anak bangsa selamanya menjadi porter," katanya.

Pembangunan kereta gantung ini diperkirakan akan tuntas pada 2025 yang dikerjakan oleh perusahaan asal China. Sehingga sebelum pembangunan tuntas, maka masyarakat setempat akan diberikan pembinaan agar ke depan masyarakat setempat bisa diberdayakan saat sudah beroperasi dan bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar.

"Jadi meski tidak jadi porter, tapi nantinya masyarakat bisa memiliki skil yang baru agar tidak menjadi penonton di wilayah sendiri," katanya.

Editor: Rusdiyono