WISATA

5 Tren Perjalanan Sepanjang 2023 Buat Kamu yang Ingin Sering Travelling

Turis mancanegara menikmati liburan di Desa Wisata Pule, Kabupaten Bangli, Bali. (Kemenparekraf)
Turis mancanegara menikmati liburan di Desa Wisata Pule, Kabupaten Bangli, Bali. (Kemenparekraf)


JAKARTA - Pandemi COVID-19 perlahan mulai mereda dan membuat aktivitas sehari-hari kembali normal, termasuk sektor pariwisata. Tahun 2023, sektor pariwisata diprediksi akan cukup menjanjikan dengan jutaan wisatawan yang mulai kembali menyusun rencana perjalanan ke berbagai penjuru dunia. 

Berbagai platform riset turut menyajikan data dan analisis secara komprehensif terkait tren wisatawan pada 2023. Dikutip dari Pegipegi.com, berikut highlight tren perjalanan 2023 yang dirangkum dari berbagai sumber bagi kamu yang ingin traveling lebih sering di tahun ini.

 

1. Acara TV, Film, dan Media Sosial Mendorong Minat Travelling

Merangkum laman Travel Pulse, menurut data dari Expedia, Hotels.com, dan Vrbo, serta sejumlah platform profesional di 17 negara, terjadi peningkatan minat wisatawan untuk melakukan perjalanan yang didukung oleh berbagai faktor. 


Sebanyak 40 persen wisatawan terinspirasi untuk traveling setelah menonton film dan streaming acara televisi. Sedangkan, 31 persen lainnya dipengaruhi oleh informasi di media sosial.

Meningkatnya minat bepergian juga didukung dengan pencabutan kebijakan pembatasan perjalanan yang sebelumnya digaungkan oleh pemerintah di berbagai negara selama masa pandemi.

Destinasi yang mengalami kenaikan persentase kunjungan yang paling signifikan adalah yang banyak menghadirkan event seni dan budaya. Keinginan wisatawan untuk datang ke sana tidak sekadar untuk liburan, tapi juga ingin menyaksikan langsung pertunjukan seni yang menampilkan nilai-nilai budaya dari destinasi tersebut.

 

2. Sewa Akomodasi Jangka Pendek Lebih Diminati Wisatawan

Dilansir dari Travel Daily Media, menurut American Express Global Business Travel (Amex GBT), tarif per malam untuk menginap di hotel akan naik secara signifikan pada 2023. Sebelumnya, lonjakan harga ini telah diprediksi oleh CNBC pada 2022, mengingat industri perhotelan perlu mengompensasi sejumlah kerugian yang terjadi selama masa COVID-19 dan berjuang untuk tetap bertahan di tengah persaingan bisnis perhotelan yang menjamur.

Sementara itu, bisnis sewa akomodasi jangka pendek mulai bermunculan. Semakin banyak orang menawarkan properti maupun ruang pribadi mereka untuk dapat disewa oleh para pelancong dengan harga miring. Sewa akomodasi ini cukup diminati. Selain harganya yang lebih murah, juga karena kebanyakan wisatawan hanya butuh tempat untuk beristirahat dalam jangka waktu singkat.

Tren ini tentu akan menguntungkan bagi kedua pihak, baik untuk diri si pelancong maupun pemilik akomodasi atau properti. Pelancong bisa menghemat biaya penginapan, sementara pemilik akomodasi dapat memperoleh penghasilan tambahan. Akan tetapi, jika tren ini terus berlanjut, maka industri perhotelan perlu membuat strategi pemasaran yang lebih menarik dan keunggulan lainnya.

 

3. Resesi Global Tak Halangi Hasrat Travelling 

Menurut Pegipegi Travel Report 2022, meskipun risiko resesi ekonomi diprediksi mencuat di 2023, tetapi sebanyak 80 persen responden tetap berencana traveling. Bahkan, sekitar 62 persen responden sudah memiliki lebih dari tiga rencana perjalanan di 2023, di mana sebagian besar menuju destinasi domestik, serta 33 persen responden akan mengombinasikan destinasi domestik dan internasional untuk agenda traveling mereka.

Terlepas dari konteks risiko resesi, ada kenaikan minat traveling sebesar 24 persen, jika dibandingkan dengan data pada tahun 2020. Ini menunjukkan kekhawatiran akan keamanan dan keselamatan terhadap risiko COVID-19 berangsur menurun seiring pulihnya situasi pasca-pandemi yang turut menumbuhkan antusiasme masyarakat untuk traveling. Selain itu, isu resesi ekonomi global nampaknya tidak menyurutkan minat masyarakat untuk traveling.

 

4. Health Tourisme Jadi Alternatif Liburan Menarik

Pencarian kata “healing” meningkat di Google Search sepanjang 2022 dan menjadi konsep baru dalam dunia travel. Hal ini turut menumbuhkan minat wellness tourism, baik secara global maupun di Indonesia. 

Tren kata healing disertai popularitas wellness tourism membuat orang-orang sadar betapa traveling menjadi bagian penting dari kebutuhan hidup untuk menjaga kesehatan mental dan jasmani.

Mendukung alternatif liburan dengan konsep health tourism, wisatawan akan lebih banyak mengunjungi tempat wisata alam yang bernuansa perdesaan di 2023. Para pelancong juga enggan membawa barang bawaan yang banyak dan memilih menggunakan moda transportasi kereta api daripada pesawat.

Meskipun health tourism dan wisata alam menjadi sepaket perjalanan menarik pada tahun ini, faktanya wisatawan tidak benar-benar sepenuhnya jauh dari kehidupan kota. Akan tetap ada keinginan mengeksplorasi tempat-tempat populer di tengah kota untuk mendapatkan pengalaman baru yang menginspirasi. 

Tidak lupa, wisatawan juga ingin kesehatan fisik maupun mental terjamin selama perjalanan berlangsung. Maka dari itu, selain berwisata alam, wisatawan akan memanjakan diri dengan spa, relaksasi, maupun perjalanan spiritual atau retret.

 

5. Frugal Travel Akan Jadi Gaya Travelling Baru

Pengalokasian budget untuk traveling merupakan salah satu hal yang juga dipertimbangkan wisatawan pada tahun ini. Agar keinginan bepergian bisa terwujud di tahun yang disebut-sebut akan menghadapi isu resesi ekonomi global, maka turut mengubah gaya traveling masyarakat.

Berdasarkan data internal Pegipegi, sekitar 82 persen responden mengalokasikan budget secara rinci untuk kebutuhan traveling, mencakup biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, dan kebutuhan lainnya. Rentang alokasi budget yang dikeluarkan untuk satu kali perjalanan yaitu sekitar Rp1-5 juta. Fenomena ini mengarah pada konsep frugal travel, di mana salah satu prinsipnya bepergian dengan biaya minim, akan menjadi salah satu tren traveling 2023.

Editor: Rusdiyono