EKONOMI

Tahun Ini, Defisit APBN Dapat Dipertahankan di Bawah 3 Persen

Ilustrasi APBN. (DJPb Kemenkeu)
Ilustrasi APBN. (DJPb Kemenkeu)


JAKARTA - Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperkirakan bisa dipertahankan di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023.

Target tersebut dapat dicapai dengan menjaga koreksi pendapatan negara tidak lebih dari 6 persen. Sebelumnya, pada 2022, pendapatan tercatat tumbuh 30,6 persen dibandingkan 2021.

"Kami mengekspektasikan pendapatan negara akan mengalami normalisasi, tapi tidak berkontraksi sampai 6 persen," kata Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Realisasi pendapatan negara sementara pada 2022 mencapai Rp2.626,4 triliun atau 115,9 persen dari target dalam Perpres 98/2022 tentang Revisi APBN 2022 yang sebesar Rp2.266,2 triliun.

Menurutnya, tahun lalu, defisit APBN sebesar 2,38 persen dari PDB. Artinya, mandat di bawah 3 persen PDB tercapai satu tahun lebih cepat. Dengan belanja negara yang akan dimaksimalkan di 2023, diperkirakan masih terdapat ruang fiskal sebesar 0,4 persen dari PDB.


"Ditambah Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang diperkirakan senilai Rp457 triliun pada 2022, saya melihat risiko kondisi fiskal bisa sangat dinamis," ujarnya.

Editor: Rusdiyono