EKONOMI

Bahlil Klaim Hilirisasi 21 Komoditas Berpotensi Datangkan Investasi USD545,3 Miliar

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. (Instagram/Bahlil Lahadalia)
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. (Instagram/Bahlil Lahadalia)


JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan, pihaknya akan memperluas hilirisasi menjadi 21 komoditas guna mengejar target investasi sebesar Rp1.400 triliun tahun ini. Target investasi itu naik Rp200 triliun dibanding tahun lalu sebesar Rp1.200 triliun.

“Target 2022 sudah tercapai, bahkan realisasinya melebihi. Namun, kita jelaskan rinciannya pada rilis investasi nanti," kata Bahlil dalam konferensi pers secara virtual dari Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023).

Bahlil menyatakan, peningkatan target investasi tahun ini akan menjadi tantangan besar. Kondisi geopolitik akan mempengaruhi inflasi seperti belum meredanya perang Ukraina-Rusia, serta ketegangan politik Cina dan Taiwan. Selain itu, akan terjadi perlambatan ekonomi global pada 2023.

"Sampai sekarang belum ada keyakinan bahwa pertumbuhan global akan baik-baik saja tahun ini," ujar Bahlil.

Bahlil mengatakan, untuk mendongkrak investasi, pemerintah akan memperluas hilirisasi menjadi delapan subsektor yang akan mencakup 21 komoditas dengan potensi mendatangkan investasi sebesar USD545,3 miliar.


Dia mengatakan, hilirisasi tersebut termasuk dalam peta jalan yang telah disusun oleh Kementerian Investasi. Rinciannya, hilirisasi mineral batu-bara berpotensi datangkan investasi USD427,1 miliar, minyak dan gas USD67,6 miliar, serta perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan senilai USD50,6 miliar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume dan nilai ekspor nikel Indonesia terus meningkat setelah pemerintah menerapkan hiirisasi. Sepanjang periode Januari-September 2022, volume ekspor nikel nasional mencapai 534,05 ribu ton atau melonjak 458,39 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Demikian pula nilai ekspor nikel Januari-September 2022 sudah mencapai USD4,12 miliar. Nilai ini melonjak lebih dari lima kali lipat dibanding Januari-September 2021, serta lebih tinggi 3,24 kali lipat dibanding nilai ekspor sepanjang tahun lalu.

Editor: Rusdiyono