JAKARTA - Partai Ummat tidak persoalkan masa tahapan kampanye yang hanya 75 hari. Memang pada dasarnya, masa kampanye yang hanya 75 hari ini merugikan partai-partai baru.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya melalui diskusi daring, Rabu (18/1/2023).
“Soal waktu tidak masalah. Cuma persoalannya itu seperti satu keluarga. Anak terakhir ini enggak dapat keadilan. Tapi saya yakin rezeki enggak kemana. Kita tinggal menjemput saja, soal waktu no problem,” ujarnya.
Dia menyakini partai baru yang pertama kali mengikuti pemilu, isinya merupakan politisi yang sudah malang melintang di perpolitikan Tanah Air.
“Saya enggak yakin partai-partai baru itu adalah betul-betul baru. Karena, didalamnya mesin lama juga, Anis Matta di Gelora, terus Fahri Hamzah, Pak Amien kan orang-orang lama. Rumahnya baru, jadi saya enggak takin itu adalah partai baru betulan,” terangnya.
Mustofa menilai, meski partai baru diisi dengan politisi yang sudah lama, dinamika politik di Pemilu 2024, pasti akan sangat menarik. Sebab, nantinya pertarungan setiap partai akan sangat khas.
Memang setiap partai politik memiliki basis yang berbeda, namun bisa saja ada kesamaan. Contohnya, kata Mustofa, yang pernah dipaparkan salah satu lembaga survei bahwa ceruk dari Partai Ummat dan Partai Gelora hampir sama.
“Bisa saja nanti yang buruh yang muslim milihnya Partai Ummat, kalau dipartisi dengan agama ya,” tandasnya.
Video Terkait:
Partai Ummat: Ngabalin Seperti Dukun
Komentar